Tak Ingin Gagal Berternak Burung Murai Batu, Hindari 5 Hal Berikut Ini!



Tak Ingin Gagal Berternak Burung Murai Batu, Hindari 5 Hal Berikut Ini!- Berternak burung murai batu jadi salah satu incaran komunitas peternak burung belakangan. Pasalnya harga burung yang punya nama latin copsychus malabaricus ini dari hari kehari memang terus meroket. 

Penyebabnya, jumlah hobiis yang banyak tetapi ketersediaan murai di hutan yang semakin menurun dari hari ke hari. 

Untungnya, kesadaran akan kelestarian burung dengan kicauan indah dan bentuk tubuh molek ini kian hari juga kian membaik. Di tataran peternak lokal misalnya, beberapa bahkan telah sukses menjadikan berternak burung murai batu sebagai pekerjaan utama dan sekaligus menyangga ekonomi keluarga.
Tapi meski demikian, tak mudah merintis jalan menjadi seorang peternak sukses hingga mampu meraup untung menggiurkan. Ada perjuangan yang perlu dijalani dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Berikut ini adalah 5 hal untuk dihindari siapa saja yang ingin mulai usaha berternak burung murai batu.

Salah Pilih Lokasi Ternak
Burung murai batu dihabitat alaminya biasa hidup di hutan-hutan tropis dengan karakter alami burung yang sangat teritorial dan individual, utamanya burung jantan. Meski mudah beradaptasi dan menandakan kalau burung ini mudah jinak dengan manusia tapi faktor stressnya juga tinggi. Artinya untuk para peternak ada baiknya sangat memperhatikan lokasi penangkaran. Dikhawatirkan situasi lingkungan bisa berpengaruh pada kualitas hasil ternakan. Jauhi lokasi ramai, juga tempat dengan gangguan hama seperti tikus atau hewan predator lainnya sebab akan sangat membahayakan burung. 

Tak Memisahkan Anakan Dengan Indukan Tepat Waktu
Berternak burung tujuannya tentu menghasilkan anakan berkualitas. Utamanya untuk jenis murai batu, burung ini harus diperhatikan lebih lanjut sesaat telur sudah menetas. Peternak bisa memanen dalam jangka waktu 7 hari atau setelah bulu jarum keluar. Hindari pula faktor seperti indukan yang kurang pakan, terinjak-injak anakan lain atau sebab lainnya yang bisa menjadikan anakan murai mati mendadak. Memisahkan indukan dengan anakan tepat waktu akan menjamin panenan yang berkualitas. 

Gagal Dalam Memilih Indukan
Burung murai batu tergolong burung yang mudah birahi. Oleh karena itu, pada dasarnya apabila faktor-faktor penunjang diperhatikan ada kemungkinan keuntungan hasil berternak bisa diraih. Jangan sampai gagal memilih indukan, pastikan burung sudah cukup umur. Burung jantan siap dikawinkan bila berusia 2 tahun, sementara betinanya berkisar 1 tahunan. Indukan yang terlalu tua atau muda akan menghasilkan anakan kurang berkualitas. 

Tak Menjaga Kebersihan Kandang
Kandang ternak tentu berbeda dengan kandang harian atau setelan lomba. Apalagi untuk burung murai, perlu sangat diperhatikan ukuran serta kenyamanan burung. Kandang penangkaran yang tak terurus atau kotoran menumpuk bisa jadi penyebab seorang peternak gagal dalam berternak murai batu. Ada baiknya sediakan pula tempat bersarang yang cukup banyak, ini agar burung betina bisa memilih sarang mana yang paling nyaman untuk bertelur. 

Kurang Pakan
Pakan alami burung murai batu seperti diketahui bersama adalah kroto dan jangkrik. Terkadang ada burung yang sudah terlatih dengan pakan buatan seperti misalnya voer burung. Jangan sampai selama proses penangkaran, burung kurang pakan. Bila ini terjadi burung yang stres akan mengurangi kualitas produksi ternakan. Ada sebagian pakar ternak murai bahkan menyatakan indukan bisa saja melempar anakan keluar sarang akibat kurangnya pakan. 

5 hal diatas adalah rangkuman faktor yang harus dihindari dalam berternak burung murai batu. Setiap kesuksesan saat berternak burung sangat dipengaruhi dengan banyak hal, utamanya tentu saja berangkat dari ketelatenanan dan kesungguhan peternak itu sendiri. Selamat berternak, semoga sukses.


Highlight

Luar Biasa! Berikut Manfaat Daun dan Buah Ciplukan Beserta Efek Samping Lengkap

Di negara anda Indonesia, pastilah tidak sedikit yang sudah mengenal tumbuhan semak satu ini. Ya, ciplukan! Tanaman binal yang dahulu ...